Rabu, 01 Agustus 2012

Triyatno Sumbang Perak

LONDON (Suara Karya): Melalui keperkasaan Triyatno, angkat besi mengangkat posisi Kontingen Indonesia pada Olimpiade XXX/2012 di London, Inggris, Rabu (2/8). Berbekal tekad baja untuk memberikan yang terbaik untuk Merah Putih, Triyatno berhasil menyabet medali perak pada kelas 69 kg.
Sumbangan perak dari Triyatno mengukuhkan angkat besi sebagai cabang penghasil medali yang diandalkan bagi Indonesia. Sehari sebelumnya, Eko Yuli Irawan meraih perunggu yang merupakan medali pertama Indonesia pada pesta olahraga akbar sedunia yang sudah memasuki hari ke tujuh itu.
Triyatno menjadi lifter terakhir Indonesia yang berlaga di London sehingga fokus raihan medali kini tertuju kepada cabang panahan dan bulutangkis.
Dengan tambahan satu perak itu maka posisi Indonesia naik ke urutan 24 dalam daftar perolehan medali. Sementara urutan lima besar pengumpul medali masih ditempati oleh China, Amerika Serikat, Prancis, Korea Selatan dan Korea Utara. China memimpin dengan 13 emas. Unggul jauh atas AS yang mendapat sembilan emas.
Prancis membuntuti dengan empat emas. Sedangkan Korsel yang mendapat tiga emas berhasil naik mengungguli tetangga sekaligus musuh besarnya yang juga meraih tiga emas. Namun Korsel unggul dalam raihan perak dan perunggu.
Triyatno berhasil meraih medali perak pada kelas 69kg dengan total angkatan 333kg. Peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 itu menghasilkan total angkatan snatch 145kg dan clean and jerk 188kg di Excel London.
Triyatno mengaku tidak percaya dapat meraih medali perak karena ia hanya mampu membuat angkatan snatch 145 kg sedangkan peserta lainnya jauh lebih berat dari dia, namun ia mampu menutupnya dengan angkatan clean and jerk 188kg meski harus dengan susah payah.
Sementara dari cabang bulutangkis terjadi kasus memalukan ketika ganda putri Indonesia Greysia Polii/Meiliana Jauhari kena diskualifikasi karena diduga terlibat tindakan tidak sportif dengan berusaha mengalah dalam pertandingan karena menghindari lawan tertentu.
Masalah dimulai saat pertandingan Grup A antara pasangan China Wang Xiaoli/Yu Yang melawan ganda Korea Jung Kyung Eun/Kim Ha Na di mana kedua pasangan saling mengalah. Kemudian kejadian serupa terjadi satu jam kemudian dalam pertandingan Grup C antara pasangan Indonesia Greysia Polii/Meiliana Jauhari melawan Ha Jung Eun/Kim Min Jung.
Kejadian yang memancing kemarahan penonton yang memadati Wembley Arena dalam dua pertandingan tersebut memaksa referee turnamen masuk ke lapangan dan memberi peringatan kepada pemain, bahkan wasit sempat mengeluarkan kartu hitam sebagai tanda peringatan.
Pada Kamis (2/8), atlet Indonesia yang akan bertanding adalah seluruh nomor bulu tangkis kecuali ganda putra. Selain itu, pemanah Indonesia Ika Yuliana Rochmawati akan melanjutkan aksinya di Lord's Cricket Ground pada babak eliminasi melawan atlet China Fang Yuting.
Cabang lainnya yang bertanding adalah anggar di Excel London. Atlet Indonesia Diah Permatasari akan melawan atlet AS Mariel Zagunis pada nomor sabre perorangan.
Sejarh Phelps Sementara itu perenang asal Amerika Serikat, Michael Phelps membuat sejarah dengan menjadi atlet Olimpiade yang mengantongi 19 medali setelah berhasil meraih emas pada 4 x 200m estafet gaya bebas dan medali perak pada 200m gaya kupu-kupu, Rabu (1/8).
"Ini merupakan perjalanan yang sangat hebat," kata Phelps, yang telah meraih rekor dengan mengumpulkan 15 medali emas, termasuk delapan diantaranya pada Olimpiade Beijing.
Phelps mengantongi enam medali emas dan dua medali perunggu pada Olimpiade Athena pada tahun 2004, dan sejauh ini telah memenangkan satu medali emas dan dua medali perak pada Olimpiade London.
Perenang Afrika Selatan, Chad Le Clos, menghentikan langkah Phelps untuk meraih kemenangan tiga kali pada nomor 200m gaya kupu-kupu dengan selisih waktu yang sangan tipis, namun dengan meraih medali perak, Phelps menyamakan catatan rekor dengan pesenam Soviet, Larisa Latynina, dengan mengantongi 18 medali Olimpiade.
Phelps kembali satu jam kemudian dan tergabung bersama Ryan Lochte, Conor Dwyer dan Ricky Berens untuk memenangkan medali emas pada nomor estafet setelah mengungguli Perancis dan China.
"Saya rasa hal terbesar yang selalu saya katakan adalah semuanya mungkin. Saya berkonsentrasi melakukan sesuatu yang tak pernah dilakukan siapapun sebelumnya dan tak ada yang akan menghalangi saya," kata Phelps setelah memecahkan rekor Latynina tersebut.
Phelps mengaku kesuksesan yang diraihnya tidak terlepas dari peran rekan-rekannya. "Saya berterima kasih kepada mereka karena mengizinkan saya untuk memiliki masa-masa ini," katanya. (Azhari Nasution/Markon Piliang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar