London (ANTARA News) - Cabang bulu tangkis tidak meraih satu medali pun
dalam Olimpiade London 2012 setelah satu-satunya harapan, ganda
campuran peringkat empat dunia Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir, kalah
dalam perebutan medali perunggu.
Pasangan juara All England itu kalah oleh pasangan Denmark peringkat tiga dunia, Joachim Fischer Nielsen-Christinna Pedersen, dengan skor 12-21, 12-21 di Wembley Arena, London, pada Jumat.
Ini untuk pertama kalinya sejak bulu tangkis dipertandingan di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia tidak meraih satu medali pun.
Sebelumnya harapan untuk mempertahankan tradisi medali emas Olimpiade dari cabang bulu tangkis yang selalu diraih sejak pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992 hingga Beijing 2008 pupus saat Tontowi-Liliyana kalah pada pertandingan semifinal.
Pada pertandingan semifinal bulu tangkis Olimpiade, Tontowi-Liliyana harus mengakui keunggulan lawannya, Xu Chen-Ma Jin, dari China yang mengalahkan mereka 23-21, 18-21, 13-21 dalam pertandingan yang berlangsung menegangkan.
Kontingen Indonesia di cabang bulutangkis olimpiade 2012 benar-benar terpuruk. Tak hanya gagal meraih medali emas, meraka bahkan gagal mendapatkan sekeping medali pun.
Gal ini terjadi setelah ganda campuran terbaik, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kalah di partai perebutan medali perunggu, Jumat (3/8/2012), di Wembley Arena. Dalam duel berdurasi 42 menit, Tontowi/Liliyana kalah dua game langsung 12-21, 12-21 dari pasangan Denmark, Joachim Fischer/Christinna Pedersen.
Dalam pertandingan ini, Tontowi/Liliyana, yang merupakan unggulan keempat, kerab melakukan kesalahan sendiri yang memudahkan unggulan keempat dari Denmark itu untuk melaju. Di awal game pertama, Tontowi/Liliyana sudah tertinggal jauh 1-7, dan mereka tak pernah bisa menyamakan poin lawan hingga menyerah 12-21.
Setali tiga uang, di game kedua pun Tontowi/Liliyana tetap berada di bawah tekanan. Ini membuat permainan juara All England 2012 ini tak kunjung membaik, sehingga mereka terus didikte lawan yang akhirnya menang dengan skor serupa, 21-12.
Bulu tangkis Indonesia hanya meloloskan Tontowi/Liliyana ke semifinal. Para pemain lain sudah harus tersingkir di babak-babak sebelumnya, bahkan ganda putri Meiliana Jauhari/Greysia Polii harus didiskualifikasi karena dugaan manipulasi hasil pertandingan demi menghindari lawan berat di perempat final
Mereka dikalahkan dua set langsung oleh pasangan Denmark, Joachim Fischer/Christinna Pedersen, dengan angka 21-12 dan 21-12.
Wakil Ketua Kontingen Indonesia, Ade Lukman, mengatakan kemungkinan Tontowi/Lilyana masih kecewa karena kalah di semi final.
"Mungkin dengan gagalnya masuk ke final itu membuat kekecewaan, tapi saya kira mestinya tetap teguh dalam perebutan perunggu melawan Denmark."
"Memang lawan yang dihadapi Denmark adalah lawan yang cukup tangguh dan itu juga menjadi kekhawatiran oleh para pelatih namun sebenarnya Denmark adalah lawan yang kita bisa mengatasi, tapi begitulah keadaannya dan kita menerima dengan jiwa besar."
Tontowi/Lilyana sempat diharapkan bisa mempertahankan tradisi medali emas bulutangkis di Olimpiade yang dimulai di Olimpade Barcelona 1992 lewat tunggal putra Alan Budikusuma dan dan tunggal putri, Susi Susanti.
Medali
emas untuk nomor ganda campuran akan diperebutkan oleh sesama pasangan
Cina, Zhang Nan/Zhao Yunlei melawan Xu Chen/Ma Jin.
Sementara final tunggal putri juga kelak akan diperebutkan oleh sesama pasangan Cina yaitu antara Wang Yihan dengan Xin Wang.
Satu-satunya pemain yang bukan dari Cina yang tampil di partai semi final tunggal putri adalah Saina Nehwal dari India.
Namun dia dikalahkan Wang Yihan dalam pertandingan dua set yang hanya berlangsung selama 42 menit dengan angka 21-13 dan 21-13.
Perolehan medali emas Cina di cabang ini kemungkinan masih akan bertambah karena masih menyisakan pemainnya di nomor ganda putri, ganda putra, dan tunggal putra.
Pasangan Tontowi/Liliyana sebelumnya kalah di semi final dari pasangan Cina, Xu Chen/Ma Jin.
Sehari sebelum pertandingan, Kamis 2 Agustus, Ade Lukman, mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa peluang pasangan ganda campuran itu untuk meraih medali perunggu cukup besar.
"Liliyana/Tontowi mestinya menang. Catatan keduanya sejauh ini mereka sudah menang di All England dan beberapa turnamen lain," tuturnya.
.
Pasangan juara All England itu kalah oleh pasangan Denmark peringkat tiga dunia, Joachim Fischer Nielsen-Christinna Pedersen, dengan skor 12-21, 12-21 di Wembley Arena, London, pada Jumat.
Ini untuk pertama kalinya sejak bulu tangkis dipertandingan di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia tidak meraih satu medali pun.
Sebelumnya harapan untuk mempertahankan tradisi medali emas Olimpiade dari cabang bulu tangkis yang selalu diraih sejak pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992 hingga Beijing 2008 pupus saat Tontowi-Liliyana kalah pada pertandingan semifinal.
Pada pertandingan semifinal bulu tangkis Olimpiade, Tontowi-Liliyana harus mengakui keunggulan lawannya, Xu Chen-Ma Jin, dari China yang mengalahkan mereka 23-21, 18-21, 13-21 dalam pertandingan yang berlangsung menegangkan.
Kontingen Indonesia di cabang bulutangkis olimpiade 2012 benar-benar terpuruk. Tak hanya gagal meraih medali emas, meraka bahkan gagal mendapatkan sekeping medali pun.
Gal ini terjadi setelah ganda campuran terbaik, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kalah di partai perebutan medali perunggu, Jumat (3/8/2012), di Wembley Arena. Dalam duel berdurasi 42 menit, Tontowi/Liliyana kalah dua game langsung 12-21, 12-21 dari pasangan Denmark, Joachim Fischer/Christinna Pedersen.
Dalam pertandingan ini, Tontowi/Liliyana, yang merupakan unggulan keempat, kerab melakukan kesalahan sendiri yang memudahkan unggulan keempat dari Denmark itu untuk melaju. Di awal game pertama, Tontowi/Liliyana sudah tertinggal jauh 1-7, dan mereka tak pernah bisa menyamakan poin lawan hingga menyerah 12-21.
Setali tiga uang, di game kedua pun Tontowi/Liliyana tetap berada di bawah tekanan. Ini membuat permainan juara All England 2012 ini tak kunjung membaik, sehingga mereka terus didikte lawan yang akhirnya menang dengan skor serupa, 21-12.
Bulu tangkis Indonesia hanya meloloskan Tontowi/Liliyana ke semifinal. Para pemain lain sudah harus tersingkir di babak-babak sebelumnya, bahkan ganda putri Meiliana Jauhari/Greysia Polii harus didiskualifikasi karena dugaan manipulasi hasil pertandingan demi menghindari lawan berat di perempat final
Mereka dikalahkan dua set langsung oleh pasangan Denmark, Joachim Fischer/Christinna Pedersen, dengan angka 21-12 dan 21-12.
"Mungkin dengan gagalnya masuk ke final itu membuat kekecewaan, tapi saya kira mestinya tetap teguh dalam perebutan perunggu melawan Denmark."
"Memang lawan yang dihadapi Denmark adalah lawan yang cukup tangguh dan itu juga menjadi kekhawatiran oleh para pelatih namun sebenarnya Denmark adalah lawan yang kita bisa mengatasi, tapi begitulah keadaannya dan kita menerima dengan jiwa besar."
Tontowi/Lilyana sempat diharapkan bisa mempertahankan tradisi medali emas bulutangkis di Olimpiade yang dimulai di Olimpade Barcelona 1992 lewat tunggal putra Alan Budikusuma dan dan tunggal putri, Susi Susanti.
Sesama pasangan Cina
"Mungkin dengan gagalnya masuk ke final itu membuat kekecewaan, tapi saya kira mestinya tetap teguh dalam perebutan perunggu melawan Denmark."
Ade Lukman
Sementara final tunggal putri juga kelak akan diperebutkan oleh sesama pasangan Cina yaitu antara Wang Yihan dengan Xin Wang.
Satu-satunya pemain yang bukan dari Cina yang tampil di partai semi final tunggal putri adalah Saina Nehwal dari India.
Namun dia dikalahkan Wang Yihan dalam pertandingan dua set yang hanya berlangsung selama 42 menit dengan angka 21-13 dan 21-13.
Perolehan medali emas Cina di cabang ini kemungkinan masih akan bertambah karena masih menyisakan pemainnya di nomor ganda putri, ganda putra, dan tunggal putra.
Pasangan Tontowi/Liliyana sebelumnya kalah di semi final dari pasangan Cina, Xu Chen/Ma Jin.
Sehari sebelum pertandingan, Kamis 2 Agustus, Ade Lukman, mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa peluang pasangan ganda campuran itu untuk meraih medali perunggu cukup besar.
"Liliyana/Tontowi mestinya menang. Catatan keduanya sejauh ini mereka sudah menang di All England dan beberapa turnamen lain," tuturnya.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar