Bologna - Valentino Rossi bisa saja harus berpisah
dengan mekanik andalannya, Jeremy Burgess, saat dia kembali ke Yamaha
musim depan. Burgess sampai saat ini belum memutuskan apakah dia akan
mengikuti langkah Rossi.
Burgess adalah kepala tim mekanik yang
sudah sangat lama bekerja sama dengan Rossi. Pria berkebangsaan
Australia itu sudah menangani motor Rossi saat The Doctor masih membela Honda, sekitar 12 tahun silam.
Saat
Rossi pindah ke Yamaha tahun 2004, Burgess juga ikut hijrah ke Tim
Garpu Tala. Hal yang sama juga terjadi saat Rossi pindah ke Ducati tujuh
tahun kemudian.
Kebersamaan Rossi dan Burgess kini terancam
berakhir. Rossi sudah memutuskan kembali ke Yamaha mulai musim depan,
sementara Burgess merasa masih punya pekerjaan di Ducati.
"Saya
tak tahu. Belum ada seorang pun yang bertanya ke saya (soal kembali ke
Yamaha). Saya harus memikirkan soal itu," ungkap Burgess kepada Gazzetta dello Sport.
"Saya
ingin menyelesaikan pekerjaan (di Ducati). Kami tidak jauh lagi,
mungkin cuma kurang satu persen. Dalam dua tahun ini Ducati sudah
belajar banyak, dan bagi saya akan mengecewakan kalau tak mampu
menyelesaikannya," imbuhnya.
Burgess memahami betul alasan Rossi kembali ke Yamaha. Tapi, dia juga punya alasan kenapa motor Ducati tak kunjung kompetitif.
"Saya memahami betapa Valentino ingin mengakhiri kariernya di puncak dan dia merasa bisa melakukan itu dengan Yamaha," tuturnya.
"Saya
pikir tidak ada yang salah. Di area tertentu kami memang tak bisa
memberi apa yang akan diminta oleh Valentino, sementara di area lainnya
kami sudah melakukan banyak hal," kata pria berusia 59 tahun ini.
"Kami
harus menyesuaikan sasis di sekitar mesin yang sudah dirancang, dan itu
memakan waktu bertahun-tahun atau waktu yang lama untuk menemukan
solusi terbaik. Ducati tak punya pengalaman yang dimiliki oleh pabrikan
Jepang," beber Burgess.
"(Pada akhir 2010) saya pikir akan
mungkin untuk membangun motor untuk Valentino, tapi ini adalah prototipe
yang membutuhkan pendekatan yang benar-benar baru pada bagian pebalap.
Jadi, itulah kenapa begitu banyak yang gagal. Saya yakin kami akan
membuatnya, tapi Valentino tak punya waktu lagi," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar